Senin, 10 Juni 2024 cuaca begitu cerah di nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang. Umbul-umbul, marawa kuning, merah, hitam terpasang dengan gagah di jalanan utama nagari. Tenda ukuran besar tegak dengan gagah pula di depan kantor Wali Nagari.
Sementara di depan pagar puluhan ucapan selamat melalui karangan bunga beragam model berjejer di sepanjang jalan. Para niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai, bundo kanduang, serta tokoh-tokoh masyarakat pun tampak begitu antusias. Agaknya ada tamu penting yang sedang mereka tunggu.
Memang, sejak dua hari sebelumnya tampak kesibukan untuk mempersiapkan sebuah alek besar. Tidak hanya pihak pemerintahan nagari, pihak kecamatan, dan juga Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Nagari Lima Puluh Kota tampak hilir mudik karenanya. Melihat persiapannya itu, alek ini agaknya cukup prestisius juga.
Kenapa tidak, nagari yang tenar dengan nama Sitapa ini di dapuk mewakili Kabupaten Lima Puluh Kota dalam lomba nagari, desa dan kelurahan. Nagari Sitapa menyingkirkan 16 daerah lainnya. Sehingga nagari Sitapa masuk dalam 3 besar di tingkat provinsi Sumatera Barat. Selangkah lagi menuju tingkat nasional.
Jam 9 lewat sedikit, tamu yang ditunggu pun datang. Mereka adalah rombongan tim penilai lomba yang terdiri dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Nagari provinsi Sumatera Barat, tim ahli tentang desa dan nagari. Tampak juga sekretaris daerah kabupaten Lima Puluh Kota, Asisten Pembangunan dan Perekonomian pemkab Lima Puluh Kota, serta OPD di lingkungan kabupaten Lima Puluh Kota.
Sesampai di nagari Sitapa, rombongan ini tidak serta merta langsung menuju lokasi utama yaitu kantir Wali Nagari. Bertempat disalah satu rumah masyarakat, mereka terlebih dahulu di jamu begitu santai dengan hidangan pangan lokal.
Rupanya lokasi ini disiapkan untuk jamuan khusus. Nikmatnya onde-onde, limpiang pisang, godok soka, serta kawa daun ditemani dengan penampilan Talempng Sikatuntuang. Selang beberapa waktu, rombongan ini diarak oleh gadebuk dan Talempong Pacik menuju kantor Wali Nagari. Di kantor Wali Nagari telah menunggu pula tari-tarian selamat datang.
Wali nagari presentasikan ragam potensi serta inovasi nagari
Tujuan lomba ini menurut tim penilai tidak lain untuk mengevaluasi, menilai sejauh mana kolaborasi pemerintahan nagari dengan masyarakat bersinergi mengoptimalkan potensi yang ada.
“Kunjungan langsung tim penilai ini merupakan penilaian tahap 2 dalam rangka verifikasi lapangan. Pada tahap 1 telah dilakukan kurasi terhadap materi profil nagari, dokumen perencanaan, skema penganggaran dan memperhatikan inovasi-inovasi yang diinisiasi oleh nagari,” papar Amasrul, SH selaku ketua tim penilai.
Selain itu, dalam verifikasi lapangan ini, tim penilai juga akan bertemu dan bertanya langsung kepada masyarakat terkait 6 kategori lainnya. Misalnya, bidang pemerintahan, kewilayahan, PKK, pendidikan, kesehatan, serta bidang ekonomi di nagari Sitapa. Bagaimana kemudian upaya pemerintah nagari bersinergi dengan masyarakat terkait bidang tersebut.
“Tentu sebuah kebanggaan bagi kami pada ajang perlombaan nagari/desa dan kelurahan tingkat provinsi tahun 2024 ini kita dapat membuktikan bahwa kita memang berpotensi, kita bisa, kita mampu dan bersemangat,” sambutan Bupati Limapuluh Kota yang diwakili oleh Sekretaris Kabupaten Herman Azmar.
Pada momentum ini, kesempatan emas pula bagi pemerintah nagari melalui Wali nagari untuk mempresentasikan segenap potensi nagari. Begitu pula dengan capaian-capaian, serta yang paling penting adalah inovasi-inovasi yang telah menjadi prestasi pemerintah nagari Sitapa.
Misalnya dalam pengelolaan sistem informasi nagari. Melalui OpenSID pemerintah nagari Sitapa telah menerapkan e-Government Bidang Pemerintahan berupa Layanan Publik dan Layanan Informasi. Dengan platform OpenSID ini, sangat mendukung fungsi dan tugas administrasi pemerintahan desa seperti administrasi umum, administrasi kependudukan, administrasi keuangan, administrasi pembangunan, layanan publik, dan layanan informasi publik dan lainnya. Karena platform ini, sejak 2018 hingga 2020, nagari Sitapa menjadi nagari terinformatif se Sumatera Barat.
Selain OpenSID, perkara informasi ini juga dikemas dalam bentuk lain. Melalui program podcast Ota Sitapa, pemerintah nagari ingin berbagi informasi dengan masyarakat. Bagaimana kemudian informasi penting dikemas dalam bentuk audio visual dan disiarkan secara luas melalui channel Youtube.
Inovasi lainnya, dalam upaya pelestarian adat dan budaya, pemerintah nagari melalui karang taruna menginisiasi sebuah festival berbasis masyarakat, Legusa Festival. Dengan festival ini kemudian nagari diapresiasi selama 3 tahun oleh Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dann Teknologi dalam program pemajuan kebudayaan desa.