Lima Puluh Kota-- Perkumpulan Desa Digital Terbuka (OPENDESA) mengadakan Musyawarah Nasional ke - I di Sekretariat Nasional OPENDESA, Nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang, Kec. Luak Kab.Lima Puluh Kota Prov.Sumatera Barat yang berlangsung selama 11-12 Januari 2020 yg lalu bertema "Memberdayakan Desa Melalui Sistem Informasi".
Hadir dalam acara munas ini perwakilan dari Flores Timur, NTB, Riau, Sumsel, Sulawesi Tenggara, Jambi , Kepala Diskominfo Pesisir Selatan, Cloudhost, Organisasi, KOMPAK (Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk kesejahteraan Kemitraan Pemerintah Asutralia - Indonesia) , dan Politeknik Negeri Padang.
"Nagari kami ini termasuk ketinggian di kaki gunung dengan alam yang indah, dan juga memiliki nama yang terpanjang di Sumatera Barat, gabungan dari tiga desa yaitu Desa Sikabukabu, Tanjung Haro dan Padang Panjang. Disini juga memiliki lokasi enduro di Kayu Kolek. Kami ingin belajar dari kita bersama dan selamat melaksanakan munas ke - I dan semoga berjalan dengan lancar.", ucap Tuan rumah, Musni Faisal ketua Bamus/BPD dalan sambutannya.
Ketua perkumpulan Opendesa, Hernindya Wisnuadji menyampaikan asosiasi jasa internet indonesia mendata bahwa masyarakat Indonesia rata-rata 4 jam sehari mengakses internet dan jumlahnya 170,68 juta persen telah jadi online shopper.
"Forum ini harus memajukan posisi desa di kabupaten dan peserta dapat menerapkan rencana aksi dengan optimistis dari masukan peserta munas.", ungkap Hernindya
Eddie Ridwan, pencetus awal OpenSID dan ketua pengawas OpenDesa menyampaikan, "OpenDesa menjamin keberlangsungan OpenSID yang telah digunakan sejumlah 8.612 dari 74 ribu desa, namun hanya sekitar 3000 desa yang aktif. Artinya masih ada 50 ribu desa yang bisa kita rangkul memanfaatkan teknologi, kendalanya desa belum siap untuk membina diri sendiri. Adanya banyak aplikasi desa yang dipakai saat ini, bertujuan untuk kepentingan pemberi aplikasi bukan untuk kemajuan desa".
Herry Wanda, selaku Sekjen OpenDesa mengucapkan terimakasih kepada pegiat dan pengguna OpenSID di seluruh indonesia sudah mempercayakan dan menunjuk Nagari Tj.Haro Sikabu-kabu Pd.Panjang sebagai Sekretariat Nasional OpenDesa sejak awal tahun 2019 yang lalu. Kami selalu melakukan praktek baik dalam memajukan desa/Nagari melalui teknologi informasi dengan memanfaatkan aplikasi OpenSID yang telah dibangun komunitas bersama OpenDesa. Sebagai seknas kita telah membantu banyak nagari dan desa di nusantara dalam penerapan OpenSID baik secara langsung maupun secara online (remote).
Langkah OpenDesa melibatkan Diskominfo Lima Puluh Kota merupakan keharusan karena memiliki tenaga TIK dan telah adanya aplikasi PPID kabupaten yang bisa dikolaborasikan. Kerjasama dengan Perguruan Tinggi juga sangat menjanjikan karena Perguruan Tinggi memiliki program KKN, riset, dan tenaga SDM. Didemokan integrasi aplikasi PPID dengan OpenSID oleh Dinas Kominfo Lima Puluh Kota.
Diskusi Panel : Panelis dari KPW Sumbar, Pemda NTB, KOMPAK (Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk kesejahteraan Kemitraan Pemerintah Asutralia - Indonesia), Desa NTB, Diskominfo Pese & 50 Kota, Ketua OpenDesa.
Melalui integrasi ini setiap admin OpenSID menambahkan data baru ke web OpenSID maka data tersebut juga ditambahkan/tampil ke aplikasi PPID utama. Selanjutnya didemokan penerapan OpenDK (Dashboard Kecamatan) di Desa Rarang Selatan, Kecamatan Terara, Lombok Timur oleh Muhammad, S.Pd, Kasi Pemerintahan Desa Rarang Selatan. Aplikasi OpenDK dapat menampilkan data penduduk yang lengkap seperti yang dipunyai Dinas Kependudukan, diantaranya data diri, pendidikan, kesehatan, dan statistik.
Diskominfo
Editing : PPID Nagari Sitapa